Tim mahasiswa itu ialah Wulan Sari Ningsih (Pend. IPA), Jati Nuswantari, Isnaini Kholilurrohmi (Pend. Kimia), Chumairoh Luthfi Ratih Mandadara (Pend. Matematika), dan Ratih Sukmaresi (Pend. Biologi).
Ketua tim, Wulan menyebutkan, pembuatan cangkang kapsul obat dari kulit pisang meliputi pembuatan bioplastik dan cangkang. Untuk membuat bioplastik dari pati kulit pisang, kulit buah pisang dicuci lalu direndam dengan air garam kurang lebih 12 jam. Kemudian dihaluskan dengan memblender, yang sebelumnya ditambah air secukupnya.
Kulit pisang yang telah halus disaring untuk diambil airnya, yakni sari pati kulit pisang. Tiap 100 ml sari pati kulit pisang ini lalu dicampur 2 sdt asam cuka dan 2 sdt gliserin. Kemudian, campuran pati kulit pisang, asam cuka, dan gliserin dipanaskan di atas api. Setelah kurang lebih 2 menit ditambahkan 2 sendok tepung maizena dan dipanaskan kembali selama 15 menit sambil terus diaduk.
“Sedangkan untuk pembuatan cangkang kapsul kulit pisang, bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan ke dalam bioplastik pati kulit pisang sehingga membentuk campuran homogen. Lalu campur dan masukkan bahan dasar tersebut ke dalam pencetak kapsul dilanjutkan dengan memeriksa kelayakan kapsul,” terang Wulan.
Adapun kulit pisang mengandung karbohidrat berupa amilum. Selain itu, kulit pisang mengandung vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Komposisi kulit pisang juga banyak mengandung air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50% serta zat-zat lainnya. (UNY/IK-SS)