Ditemui EDupost.ID di sekolahnya, dengan wajah sumringah ia bercerita tentang perjalanan hidupnya hingga menjadi juara KSM. Pelajar kelahiran Purbalingga, 5 Oktober 1998 ini mengatakan, ia melaju ke KSM nasional setelah mengikuti pembinaan Olimpiade Geografi yang diadakan sekolahnya. Awalnya ia sama sekali tidak tertarik untuk mengikuti pembinan bidang Geografi.
“Saya selalu dipaksa oleh guru saya untuk masuk geografi. Saya tidak tertarik. Tapi karena nilai saya pada pelajaran geografi selalu bagus, akhirnya saya juga tidak punya alasan lain untuk menolak,” kata Hilmy.
Masuknya Hilmy ke pembinaan olimpiade geografi ternyata tidak sia-sia. Ia berhasil menjadi juara Olimpiade Sains Kabupaten Sleman cabang Geografi tahun ini. Ia akhirnya melaju ke tingkat propinsi mewakili Kabupaten Sleman. Namun, nasib baik belum berpihak kepadanya saat itu. Ia tak mampu menjadi juara di tingkat propinsi.
Kegagalan itu tak menyurutkan semangatnya. Perjuangannya terus berlanjut, hingga akhirnya ia dipilih sekolahnya untuk mengikuti KSM propinsi DIY. Akhirnya, sebuah medali emas berhasil ia bawa pulang. Medali itu juga sebagai tiket untuk mengikuti KSM nasional tahun ini. Hingga akhirnya, ia mampu menyumbangkan medali emas.
Berkat keberhasilannya itu, ia dihadiahi uang pembinaan dalam jumlah besar. Uang itu, menurutnya, akan ia gunakan untuk membeli sepeda motor. “Mau buat beli motor. Motor yang biasa saya pakai kan motor ibu. Kalau saya bawa motor itu, kasihan ibu kalau mau pergi,” katanya.
Diakui Hilmy, masih ada cita-cita yang hendak ia capai. “Saya ingin memperoleh medali emas dalam OSN tahun depan,” katanya. (Andi)